Kitab riyadhus shalihin terjemah penjelasan
Kitab riyadhus shalihin terjemah penjelasan
Alhamdulillah, pada kesempatan kali ini kami akan coba sedikit membahas sekilas tentang kitab Riyadhus Shalihin.
Sesungguhnya Allah telah mengutus Rasul-Nya Muhammad dengan membawa petunjuk dan menurunkan kepadanya Al Quran pedoman hidup umat yang kekal sampai hari kiamat serta memberikan tafsir Al Quran dan yang semisalnya bersama Al Quran tersebut, sehingga Sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam baik berupa ucapan atau perbuatan adalah penjelas Al Quran dan penunjuk makna-maknanya.
Demikian juga para sahabat Rasulullah telah menghafal, mempelajari dan menulis Al Quran dan As Sunnah sedangkan Allah telah bertanggung jawab dalam menjaga kitab-Nya yang mulia dan menjadikan orang-orang yang menjaga dan memperhatikan As Sunnah An Nabawiyah sejak masa Rasulullah sampai sekarang hingga hari kiamat nanti.
Dengan taufik dari Allah, Sunnah Rasulullah menjadi pusat perhatian para ulama di setiap masa dan tempat sehingga sempurnalah penjagaan, taqyiid dan penulisannya dalam kitab musnad, shihah, sunan dan mu’jam-mu’jam. Di antara para ulama yang memberikan perannya dalam menjaga dan menulis As Sunnah adalah
Imam Abu Zakariya Yahya bin Syaraf an-Nawawy ad-Dimasyqy
(631-676 H) yang termasuk dalam jajaran ulama besar di abad ke-7 hijriah.
Beliau memiliki hasil karya yang banyak lagi bermanfaat dalam pembahasan yang beraneka ragam. Karya-karya beliau telah mendapatkan pujian dan sanjungan serta perhatian yang besar dari para ulama sehingga mereka mempelajari, mengambil faedah dan menukil dari karya-karya beliau tersebut.
Di antara karya-karya beliau yang paling bermanfaat, terkenal dan tersebar di semua kalangan adalah kitab “Riyadhus Shalihin”. Hal itu terjadi setelah izin Allah, karena dua hal:
Pertama,
isi kandungannya yang memuat bimbingan yang dapat menata dan menumbuhkan jiwa serta melahirkan satu kekuatan yang besar untuk berhias dengan ibadah yang menjadi tujuan diciptakannya jiwa tersebut dan mengantarnya kepada kebahagiaan dan kebaikan, karena kitab ini umum meliputi Targhib dan Tarhib serta kebutuhan seorang muslim dalam perkara agama, dunia dan akhiratnya. Kitab ini adalah kitab tarbiyah (pembinaan) yang baik yang menyentuh aneka ragam aspek kehidupan individual (pribadi) dan sosial kemasyarakatan dengan uslub (cara pemaparan) yang mudah lagi jelas yang dapat dipahami oleh orang khusus dan awam.
Dalam kitab ini penulis mengambil materinya dari kitab-kitab sunnah terpercaya seperti Shohih al-Bukhoriy, Muslim, Abu Daud, An Nasaa’i, At Tirmidziy, Ibnu Majah dan lain-lainnya. Beliau berjanji tidak memasukkan ke dalam bukunya ini kecuali hadits-hadits yang shohih dan beliau pun menunaikannya sehingga tidak didapatkan hadits yang lemah kecuali sedikit itu pun kemungkinan menurut pandangan dan ilmu beliau adalah shohih.
Kedua,
tingginya kedudukan ilmiah yang dimiliki pengarang Riyadhush Shalihin ini diantara para ulama zamannya karena keluasan ilmu dan dalamnya pemahaman beliau terhadap sunnah Rasulullah.
Kitab Riyadhush Shalihin ini memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki kitab selainnya dari kitab-kitab Sunnah dan dia benar-benar bekal bagi penasihat, permata bagi yang menerima nasihat, pelita bagi orang yang mengambil petunjuk dan taman orang-orang sholih. Hal inilah yang menjadi sebab mendapatkan kedudukan yang tinggi di kalangan ulama sehingga mereka memberikan syarah, komentar dan mengajarkannya di halaqoh-halaqoh mereka.
Akhirnya tidak dapat dipungkiri, kitab ini termasuk kitab yang paling banyak tersebar dan dimiliki sehingga kemasyhurannya telah melangit dan mendapatkan kedudukan yang tinggi di kalangan orang-orang khusus dan awam, dan cukuplah (sebagai bukti) umumnya masjid menjadikannya sebagai bahan bacaan yang dibacakan kepada makmum setelah sholat atau sebelumnya.
Imam Nawawi memberikan keistimewaan dalam tertib dan pembuatan bab pembahasan, beliau membaginya menjadi beberapa kitab dan kitab-kitab ini dibagi menjadi beberapa bab lalu menjadikan kitab sebagai judul bagi hadits-hadits yang ada di dalam bab-bab yang banyak dari satu jenis dan menjadikan bab sebagai judul bagi sekelompok hadits yang menunjukkan satu permasalahan khusus.
Kitab ini terdiri dari 17 kitab, 265 bab dan 1897 hadits, beliau membuka mayoritas babnya dengan menyebut ayat-ayat dari Al Quran yang sesuai dengan pembahasan hadits yang ada lalu membuat tertib dan bab yang saling berhubungan sehingga kitab ini bisa mengalahkan selainnya dari kitab-kitab yang serupa dengannya. (Lihat Muqaddimah Syarhu Riyadhush Shalihin, karya: Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin, oleh: Prof. Dr. Abdullah bin Muhammad bin Ahmad ath-Thoyaar, cetakan pertama tahun 1415/1995).
Inilah sekilas tentang kitab Riyadhus Shalihin. Semoga pembahasan singkat ini bisa bermanfaat untuk kita semua. Barakallahu fiikum.
Akhirnya, tak ada gading yang tak retak dan tidak ada seorang pun yang lolos dari kesalahan. Oleh karena itu tegur sapa dan nasihat senantiasa diharapkan dan mudah-mudahan semua ini menjadi amal sholih dan bekal yang baik menuju hari pembalasan.
Sukoharjo, 22 Desember 2006 M
***
Penulis: Ustadz Kholid Syamhudi, Lc.
Sumber: Kumpulan tulisan ust. Kholid Syamhudi, Lc.
Dipublikasikan kembali oleh muslim.or.id
🔍 Cara Khusyu Dalam Shalat, Minyak Bulu Perindu Dalam Islam, Contoh Zina Hati, Ajaran Syiah Yang Benar
Buku Riyadhus Shalihin dan Penjelasannya merupakan Terjemahan Syarah Riyadhus Shalihin karya Imam An Nawawi. Buku tersebut di Syarah oleh Syaikh Faishal Alu Mubarok dan di Takhrij Syaikh Nashiruddin Al Albani. Buku ini diterbitkan oleh Penerbit Buku Islam Ummul Qura.
Nama Buku :
Riyadhus Shalihin dan Penjelasannya
Ukuran/Hal : 17 x 24 cm / 1120 halaman (Hardcover)
Berat: 1500 gram
Penulis:
Imam An Nawawi – Syaikh Faishol Alu Mubarok
Penerbit:
Ummul Qura
Harga :
Rp 198.000 ,- –> Rp 175.000
Anda Hemat:
Rp 23.000,-
Pesan via Whatsapp: 0857 2510 6570 <- Cukup Klik
Tersedia Juga Buku Terjemahan Lain Seperti dibawah
Sinopsis Buku Terjemahan Riyadhus Shalihin dan Penjelasannya – Penerbit Ummul Qura
“Kitab Riyadhus Shalihin sering dibahas hampir di seluruh masjid yang ada di muka bumi. Kitab-kitab Imam An-Nawawi sangat terkenal dan tersebar di seluruh penjuru dunia. Hal ini menunjukkan kejujuran niat beliau yang hanya mengharapkan niat Allah Ta’ala semata. Karena, penerimaan manusia terhadap kitab-kitab karya seorang ulama termasuk salah satu tanda keikhlasan niatnya.”
(Syaikh Muhammad Al-Utsaimin, ulama senior Arab Saudi)
Siapa yang tidak mengenal kitab Riyadhus Shalihin? Sebuah kitab yang mampu menembus lini masa dan sekat-sekat mazhab sehingga bisa diterima oleh segenap kaum muslimin. Kredibilitas dari sang penulis kitab -Imam An-Nawawi- menjadi alasan dan jaminan tersendiri sehingga kitab ini menjadi sebagai salah satu masterpiece (mahakarya). Di dalamnya terhimpun intisari petunjuk nabawi yang dibutuhkan oleh seorang muslim untuk meraih kebahagiaan dan kemaslahatan dunia-akhirat.
Meski telah banyak diterbitkan dan diterjemahkan, faedah kitab Riyadhus Shalihin tentu akan lebih terasa jika diberikan ‘nila tambah’. Karenanya, kitab terjemahan edisi ini hadir dengan sejumlah upgrading (peningkatan) fitur yang belum ada pada versi terjemahan lain yang sudah terbit, di antaranya:
– Dicetak dalam 1 jilid lengkap, dengan layout (tata letak) dua kolom dan tipografi (pemilihan font dan khat) yang lebih nyaman dibaca sehingga tidak melelahkan bagi pembacanya.
– Menyertakan dua model penomoran hadits berganda; baik urutan sesuai kitab asli maupun urutan menurut bab tematiknya.
– Pencantuman kualitas hadits-hadits di dalamnya menurut tahqiq (verifikasi) Al-Albani.
– Syarah (penjelasan) ringkas yang ada pada hampir tiap hadits yang tercantum.
Syarah yang tercantum dalam kitab ini adalah ‘syarah orisinal’; bukan rekayasa penerbit. Syarah tersebut merupakan karya tersendiri yang berjudul Tahthrizu Riyadhis Shalihin, dan sengaja disusun oleh Syaikh Faishal Al Mubarak. Beliau adalah seorang ulama senior yang telah mensyarah banyak kitab induk lainnya, antara lain:
At-Ta’liqat As-Suniyyah (syarah ‘Al-‘Aqidah Al-Washitiyyah di bidang akidah); Bustan Al-Ahbar (syarah Nail Al-Authar di bidang fikih); Kalimah As-Sadad (Syarah Zad Al-Ma’ad di bidang sirah nabawiyah); Khulashah Al-Kalami (Syarah ‘Umdah Al-Ahkam di bidang fikih); Mafatih Al-‘Arabiyyah (syarah matan Al-Ajrumiyyah di bidang nahwu); Mukhtashar Al-Kalam (Syarah Bulugh Al-Maram di bidang fikih); Ta’lim Al-Ahibb (Syarah hadits an-nawawi dan Ibnu Rajab); Taufiq Ar-Rahman (tafsir Al-Qur’an)
Daftar Isi Buku Terjemahan Riyadhus Shalihin dan Penjelasannya – Penerbit Ummul Qura
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI III PENGANTAR PENERBIT XVII BIOGRAFI SINGKAT IMAM NAWAWI XVIII PENGANTAR PENSYARAH XX
MUKADIMAH RIYADHUS SHALIHIN XXI
1. Bab Ikhlas dan Menghadirkan Niat dalam Semua Perbuatan dan Ucapan, Baik yang Terang-Terangan atau Samar-Samar 25 2. Bab Tobat 35 3. Bab Sabar 53 4. Bab Kebenaran 75 5. Bab Murawabah (Pengawasan) 79 6. Bab Takwa 89 7. Bab Yakin dan Tawakal 93 8. Bab Istiqamah 102 9. Bab Berpikir tentang Kebesaran Ciptaan Allah, Kerusakan Dunia, Kesulitan-Kesulitan di Akhirat, dan Hal-Hal Lain di Dunia dan Akhirat, Kecerobohan Jiwa, serta Mendidiknya dan Mendorongnya untuk Bersikap Istiqamah 104 10. Bab Bersegera Melakukan Kebaikan, Menganjurkan Orang yang Menuju Kebaikan Agar menghadapinya dengan Sungguh Tanpa Keraguan 106 11. Bab Bersungguh-Sungguh (Mujahadah) 110 12. Bab Menambah Kebaikan di Akhir Usia 121 13. Bab Banyaknya Jalan Kebaikan 126 14. Bab Berlaku Sederhana dalam Beribadah 138 15. Bab Memelihara Perbuatan-Perbuatan Baik 148 16. Bab Memelihara Sunnah dan Adab-Adabnya 150 17. Bab Kewajiban Tunduk Kepada Hukum Allah dan Apa yang Diucapkan oleh Orang yang Diajak untuk itu dan Diperintahkan dengan Kebaikan dan Dilarang dari Kemungkaran 160 18. Bab Larangan terhadap Kebid’ahan Hal-Hal yang Diada-Adakan 162 19. Bab Orang yang Memberi Tuntunan Baik dan Buruk 164 20. Bab Memberikan Petunjuk kepada Kebaikan dan Mengajak ke Arah Hidayah atau Kesesatan 166 21. Bab Tolong-Menolong dalam Kebaikan dan Ketakwaan 169 22. Bab Nasihat 171 23. Beb Memerintah Kebaikan dan Mencegah Kemunkaran 173 24. Bab Beratnya Siksa Bagi Orang yang Memerintahkan Kebaikan atau Mencegah Kemungkaran, tetapi Ucapannya Tidak Sesuai dengan Perbuatannya 183 25. Bab Perintah Menunaikan Amanat 184 26. Bab Keharaman Berbuat Zalim dan Perintah Mengembalikan Hasil Dari Kezaliman 191 27. Bab Mengangungkan Kehormatan Kaum Muslimin dan Uraian tentang Hak-Hak Mereka Kasih Sayang dan Menyayangi Mereka 201 28. Bab Menutupi Aib Kaum Muslimin dan Larangan Mengekspos Kecuali dalam Keadaan Terpaksa 209 29. Bab Memenuhi Kebutuhan Kaum Muslimin 211 30. Bab Syafa’at 213 31. Bab Mendamaikan Antara Manusia 214 32. Bab Keutamaan Kaum Muslimin yang Lemah, Orang-Orang Fakir, dan Orang-Orang yang Tidak Terkenal 217 33. Bab Bersikap Lemah Lembut terhadap Anak Yatim, Anak Perempuan, Orang-Orang Lemah Lainnya, Orang-Orang Miskin, dan Orang-Orang Cacat, serta Berbuat Baik kepada Mereka, Mengasihi Mereka, Bersikap Rendah Diri dan Rendah Hati terhadap Mereka 224 34. Bab Berwasiat kepada Perempuan 231 35. Bab Hak Suami Atas Istri 236 36. Bab Nafkah kepada Keluarga 239 37. Bab Menginfakkan Harta yang Disukai dan Harta yang Baik 242 38. Bab Kewajiban Memerintah Keluarga, Anak-anak yang Sudah Mumayis dan Semua Orang yang Berada dalam Tanggungannya Agar Taat Kepada Allah k Serta Melarang Mereka Menyelisihinya, dan Mendidik Mereka Sekaligus Mencegah Mereka Melakukan Sesuatu yang Dilarang 244 39. Bab Hak Tetangga dan Berwasiat Kepadanya 246 40. Bab Berbakti kepada Orangtua dan Menyambung Tali Kekeluargaan 250 41. Bab Durhaka kepada Orangtua dan Memutus Hubungan Kekeluargaan 263 42. Bab Keutamaan Berbuat Baik kepada Teman-teman Ayah, Ibu, Istri dan Lainnya yang Disunnahkan untuk Dimuliakan 267 43. Bab Memuliakan Keluarga Rasulullah n Serta Penjelasan tentang Keutamaan Mereka 270 44. Bab Memuliakan Para Ulama, Orang-orang Tua yang Mempunyai Keutamaan, Mendahulukan Mereka atas Orang Lain, Meninggikan Kedudukan Mereka, dan Menampakkan Keistimewaan Mereka 273 45. Bab Berkunjung kepada Para Ahli Kebaikan, Duduk Bersama Mereka, Bersahabat dengan Mereka, Mencintai Mereka, Memohon Agar Dikunjungi Mereka, Memohon Doa Mereka, dan Berziarah ke Tempat-tempat yang Memiliki Keutamaan 279 46. Bab Keutamaan Cinta karena Allah, Anjuran untuk Cinta karena Allah, Menyampaikan kepada Orang yang Dicintainya Bahwa Ia Mencintainya, dan Apa yang Diucapkan Ketika Orang Lain Memberitahukan tentang Rasa Cintanya 288 47. Bab Tanda-tanda Seorang Hamba Dicintai oleh Allah, Anjuran untuk Berakhlak yang Dapat Dicintai Allah, dan Berusaha Mendapatkan Cinta-Nya 293 48. Bab Peringatan Menyakiti Orang-orang Saleh, Orang-orang Lemah, dan Orang-orang Miskin 297 49. Bab Menerapkan Hukum-hukum terhadap Manusia Sesuai Kondisi Lahiriahnya Sedangkan Masalah Hati Mereka Diserahkan kepada Allah 298 50. Bab Khauf (Takut Kepada Allah) 302 51. Bab Raja’ (Pengharapan) 313 52. Bab Keutamaan Raja (Pengharapan) 335 53. Bab Memadukan Antara Takut dan Raja (Harapan) 338 54. Bab Keutamaan Menangis karena Takut kepada Allah dan Rindu kepada-Nya 340 55. Bab Keutamaan Zuhud di Dunia dan Anjuran untuk Mengambil Sedikit Dunia dan Keutamaan Fakir 346 56. Bab tentang Keutamaan Lapar, Hidup Sengsara, Cukup dengan Sedikit Makan, Minum, Pakaian, dan Hak-hak Badan Lainnya, serta Meninggalkan Hawa Nafsu 365 57. Bab Qanaah, Menjaga Diri dari Meminta-minta, Sederhana dalam Penghidupan serta Celaan Meminta-minta Bukan karena Terpaksa 387 58. Bab Boleh Menerima Sedekah Jika Tidak Meminta dan Tidak Mengharap 396 59. Bab Anjuran untuk Makan dari Hasil Usaha Sendiri dan Menahan Diri dari Meminta-minta 397 60. Bab Murah Hati, Dermawan, dan Berinfak dalam Kebaikan dengan Penuh Keyakinan kepada Alla Ta’ala 398 61. Bab Larangan Bersifat Bakhil dan Kikir 408 62. Bab Mengutamakan dan Memberi Kemudahan kepada Orang Lain 409 63. Bab Berlomba-lomba dalam Urusan Akhirat dan Memperbanyak Hal-hal yang mendatangkan Keberkahan 413 64. Bab Keutamaan Orang Kaya yang Bersyukur 414 65. Bab Mengingat Mati dan Memendekkan Angan-angan 417 66. Bab Sunnah Ziarah Kubur Bagi Laki-laki dan Doa-doa yang Diucapkan Peziarah 425 67. Bab Makruhnya Mengharapkan Kematian Disebabkan Oleh Bahaya yang Menimpanya dan Tidak Mengapa Jika Disebabkan Kekhawatiran Adanya Fitnah dalam Agama 426 68. Bab Sikap Wara’ dan Meninggalkan Syubhat 428 69. Bab Disunnahkannya Uzlah Saat Manusia dan Zaman Sudah Rusak atau Khawatir Akan Fitnah dalam Agama serta Terjerumus dalam Perkara yang Haram, Syubhat dan Lainnya 433 70. Bab Keutamaan Bergaul dengan Orang Banyak, Menghadiri Tempat-tempat Kebaikan, Bermajelis Zikir dengan Mereka, Mengunjungi Orang Sakit, Mengiring Jenazah, Membantu yang Membutuhkan, dan Memberi Petunjuk Orang yang Bodoh di Antara Mereka dan Maslahat-maslahat Mereka yang Lainnya, Bagi Orang yang Mampu Beramar Makruf Nahi Mungkar, Serta Mampu Mengekang Hawa Nafsunya dari Perbuatan yang Merugikan, dan Bersabar terhadap Gangguan 436 71. Bab Tawadhu’ dan Merendahkan Diri Kepada Orang-orang Beriman 436 72. Bab Keharaman Sombong dan Bangga Diri 442 73. Bab Akhlak yang Baik 448 74. Bab Santun, Sabar, dan Lemah Lembut 453 75. Bab Memaafkan dan Berpaling dari Orang-orang yang Bodoh 458 76. Bab Bersabar Menghadapi Gangguan 462 77. Bab Marah Ketika Syariat yang Terhormat Dinodai dan Menolong Agama Allah k 463 78. Bab Perintah Bagi Para Penguasa untuk Bersikap Lemah Lembut, Memberi Nasihat dan Kasih Sayang terhadap Rakyatnya. Juga Larangan Bagi Para Penguasa untuk Berkhianat, Bersikap Sabar, serta Mengabaikan Kemaslahatan dan Melalaikan Kebutuhan Mereka 465 79. Bab Pemimpin yang Adil 468 80. Bab Wajibnya Taat kepada Para Pemimpin Pada Selain Kemaksiatan dan Larangan Taat kepada Mereka dalam Hal Kemaksiatan 470 81. Bab Larangan Meminta Jabatan Kepemimpinan dan Memilih Meninggalkan Kepemerintahan Jika Tidak Fardhu ‘Ain Bagi Dirinya atau Adanya Kebutuhan yang Mendesak 475 82. Bab Anjuran Kepada Penguasa Hakim dan Para Pemimpin Lainnya untuk Mengangkat Menteri yang Saleh dan Peringatan kepada Mereka Akan Teman-teman yang Buruk dan Menerima Mereka 477
83. Bab Larangan Memberikan Jabatan Kepemimpinan, Hakim, dan Jabatan Kepemerintahan yang Lain kepada Orang yang Memintanya atau Ambisi Dengannya Lalu menawarkan Dirinya untuk Jabatan Itu 478
KITAB ADAB
84. Bab Malu dan Keutamaannya dan Dorongan untuk Berakhlak Dengannya 479 85. Bab Menjaga Rahasia 480 86. Bab Memenuhi Janji 483 87. Bab Menjaga Kebiasaan-kebiasaan Baik 486 88. Bab Anjuran Berkata Baik dan Bermuka Manis Ketika Bertemu 487 89. Bab Anjuran Memperjelas Perkataan Kepada Lawan Bicara dan Mengulang-ulangnya Jika Tidak Bisa Dipahami Kecuali dengan Cara Seperti Itu 488 90. Bab Memperhatikan dengan Seksama Pembicaraan Teman Duduknya Selagi Tidak Diharamkan dan Seorang Alim atau Pemberi Nasihat Meminta Diam Orang yang Menghadiri Majelisnya 489 91. Bab cermat dalam Pemberian Peringatan atau Pelajaran 489 92. Bab Tenang dan Berwibawa 492 93. Bab Sunnahnya Mendatangi Shalat, Majlis Ilmu, dan Ibadha-ibadah yang Lainnya dengan Tenang dan Berwibawa 493 94. Bab Memuliakan Tamu 494 95. Bab Sunnahnya Memberikan Kabar Gembira dan Memberikan Ucapan Selamat terhadap Kebaikan 496 96. Bab Menghantarkan dan Memberikan Wasiat kepada Shahabat Ketika Berpisah untuk Safar dan Selainnya, serta Mendoakannya dan Juga Meminta Doa Darinya 502 97. Bab Istikharah dan Musyawarah 506 98. Bab Disunnahkannya Berangkat Melalui Satu Ja;an dan Pulang Melalui Jalan yang Berbeda dalam Urusan Shalat Ied, Menjenguk Orang Sakit, Haji, Perang, Mengantar Jenazah dan yang Lainnya Dengan Tujuan Memperbanyak Tempat-tempat Ibadah 507
99. Bab Sunnahnya Mendahulukan Bagian Kanan dalam Setiap Perkara yang Mulia, Seperti: Wudhu, Mandi, Tayamum, Mengenakan Pakaian, Sandal, Sepatu dan Celana, Masuk Masjid, Bersiwak, Bercelak, Memotong Kuku, Memotong Kumis, Mencabut Bulu Ketiak, Mencukur Rambut, Salam Saat Shalat, Makan, Minum, Berjabat Tangan, Menyentuh Hajar Aswad, Keluar dari Kamar Mandi, Mengambil, Memberi, dan Perkara-perkara Semisal Lainnya. Sebaliknya Disunnahkan untuk Mendahulukan Bagian Kiri dalam Perkara-perkara yang Berlawanan Dengan Perkara Sebelumnya, Seperti Membuang Ingus dan Dahak ke Sebelah Kiri, Masuk Kamar Mandi, Keluar dari Masjid, Melepas Sepatu, Sandal, Celana dan Pakaian, Istinja’, dan Melakukan Hal-hal Kotor Lainnya 508
KITAB ADAB-ADAB MAKAN
100. Bab Membaca Basmalah untuk Memulai Makan dan Mengakhirinya dengan Hamdalah 512 101. Bab Tidak Mencela Makanan dan Anjuran Memujinya 515 102. Bab Sabda Nabi Mengenai Orang yang Diberi Hidangan Makanan Sementara Ia Sedang Berpuasa dan Tidak Mau Berbuka 516 103. Bab Sabda Nabi Mengenai Orang yang Diundang Jamuan Makan Lalu Orang Lain Mengikutinya 516 104. Bab Memakan dari yang Terdekat dan Nasihat serta Pendidikan Rasulullah n Kepada Orang yang Buruk Cara Makannya 517 105. Bab Laangan Mengambil Dua Kurma Kering Sekaligus atau yang Semisal Dengannya Jika Sedang Makan Bersama-Sama Kecuali Seizin Teman di Sisinya 517 106. Bab Sabda dan Perbuatan Nabi n Mengenai Orang yang Makan Namun Tidak Merasa Kenyang 518 107. Bab Perintah untuk Mulai Makan dari Pinggir Piring dan Larangan Memulai Makan dari Tengahnya 518 108. Bab Makruhnya Makan dengan Bersandar 519 109. Bab Sunnahnya Makan dengan Tiga Jari dan Menjilati Jari-Jemari, Makruhnya Membersihkan Jari-jemari Sebelum Menjilatinya, Sunnahnya Menjilati Piring dan Mengambil Suapan Nasi yang Jatuh dari Piring dan Memakannya, serta Bolehnya Membersihkan Piring Sesudah Mengusapnya dengan Telapak Tangan, Telapak Kaki dan Selainnya 520 110. Bab Memperbanyak Tangan Saat Makanan 523 111. Bab Etika Minum, Anjuran Bernafas Tiga Kali Di Luar Wadah, dan Anjuran Mengedarkan Wadah ke Kanan dan Seterusnya 523 112. Bab Larangan Minum dari Mulut Geriba dan Semacamnya, Larangan Ini Adalah Larangan Tanzih, Bukan Larangan Haram 525 113. Bab Makruhnya Meniup Air Minum 526 114. Bab Penjelasan Bolehnya Minum Sambil Berdiri Namun Lebih Sempurna dan Utama Minum Sambil Duduk 526 115. Bab Sunnahnya Orang yang Memberi Minum Suatu Kaum untuk Minum Paling Terakhir Kali 528
116. Bab Bolehnya Minum dari Bejana Selain yang Terbuat dari Emas dan Perak. Bolehnya Minum dengan Mulut Langsung dari Sungai dan Selainnya Tanpa Menggunakan Bejana Maupun Tangan, serta Haramnya Menggunakan Bejana Emas dan Perak untuk Makan, Minum, Bersuci, dan Seluruh Bentuk Penggunaan yang Lain 528
KITAB BERPAKAIAN
117. BAB Sunnahnya Pakaian Putih, Bolehnya Pakaian Merah, Hijau, Kuning dan Hitam, Serta Bolehnya Pakaian yang Berbahan Kapas, Bulu Domba, Woll dan Selainnya Kecuali Sutra 531 118. Bab Sunnah Mengenakan Gamis 535 119. Bab Sifat Panjang Gamis dan Lengannya, Lengan Baju, Kain Sarung dan Ujung Surban, Serta Pengharaman Isbal Karena Sombong dan Makruh Jika Bukan Karena Sombong 535 120. Bab Sunnah Meninggalkan Pakaian Mewah Karena Tawadhu’ 542 121. Bab Sunnah Bersikap Sederhana dalam Berpakaian dan Tidak Merasa Puas dengan Sesuatu yang Dapat Merusak Kesederhanaan Karena Tidak Diperlukan serta Tidak Sesuai Dengan Syari’at 542 122. Bab Haramnya Pakaian Sutra Bagi Laki-laki, Haramnya Duduk di Atasnya dan Bersandar Kepadanya, serta Bolehnya Kaum Wanita Memakainya 543 123. Bab Bolehnya Mengenakan Kain Sutra Bagi yang Memiliki Penyakit Gatal 545 124. Bab Larangan Menjadikan Kulit Harimau Sebagai Alas Duduk dan Mengendarainya 545 125. Bab Apa yang Diucapkan Ketika Mengenakan Pakaian atau Sandal Baru atau yang Lainnya 545
126. Bab Sunnahnya Memulai Dengan Kanan Saat Mengenakan Pakaian 546
KITAB ADAB-ADAB TIDUR
127. Bab Ada-Adab Tidur, Berbaring, Duduk, Bermajelis, Berteman, dan Mimpi 547 128. Bab Bolehnya Telentang, Meletakkan Salah Satu Kaki di Atas Kaki yang Lain Jika Tidak Dikhawatirkan Tersingkapnya Aurat, Serta Bolehnya Duduk Bersila dan Duduk Sambil Memeluk Lutut 550 129. Bab Adab Majelis dan Anggota Majelis 551
130. Bab Mimpi dan Hal-hal yang Terkait Dengannya 556
KITAB SALAM
131. Bab Keutamaan Mengucapkan Salam dan Perintah untuk Menyebarkannya 560 132. Bab Tata Cara Mengucapkan Salam 563 133. Bab Etika Salam 566 134. Bab Sunnah Mengulangi Salam Kepada Orang yang Berulang Kali Bertemu Dengannya Meskipun Berjeda Sebentar, Seperti Ia Masuk Lalu Keluar, Lalu Masuk Lagi Seketika Itu, atau Antara Keduanya Terpisahkan oleh Pohon dan Semisalnya 567 135. Bab Sunnah Mengucapkan Salam Ketika Masuk Rumah 568 136. Bab Mengucapkan Salam Kepada Anak-anak 568 137. Bab Salam Suami kepada Istrinya, Wanita Mahramnya atau Bukan, yang Tidak Dikhawatirkan menimbulkan Fitnah, dan Salam Wanita Kepada Laki-laki dengan Syarat yang Sama 568 138. Bab Haram Memulai Kepada Orang Kafir dan Cara Menjawab Salam Mereka; dan Sunnah Mengucapkan Salam Kepada Anggota Majelis yang di Antara Mereka Ada Orang-orang Muslim dan Orang-orang Kafir 570 139. Bab Sunnah Mengucapkan Salam Ketika Meninggalkan Majelis dan Berpisah dengan Banyak atau Satu Orang Teman Duduk 571 140. Bab Meminta Izin dan Adab-adabnya 571 141. Bab Penjelasan tentang Sunnah Apabila Orang yang Meminta Izin Ditanya, “Siapa kamu?” Supaya Mengucapkan, “Fulan” Dengan Menyebutkan Nama yang Mudah Dikenal atau Nama Kunyahnya dan Makruhnya Mengucapkan “Saya” dan Semisalnya 573 142. Bab Sunnah Mendoakan Orang yang Bersin (Tasymit) Jika Ia Memuji Allah Ta’ala dan Makruh Mendoakannya Jika Ia Tidak Memuji Allah Serta Penjelasan tentang Adab-adab Tasymit, Bersin dan Menguap 574
143. Bab Sunnah Berjabat Tangan Ketika Bertemu, dan Bermuka Manis, Mencium Tangan Orang Saleh, Mencium Anaknya Sebagai Bentuk Kasih Sayang, Memeluk Orang yang Baru Datang dari Bepergian dan Makruhnya Membungkukkan Badan dalam Memberi Penghormatan 577
KITAB MENJENGUK ORANG SAKIT, MENGANTARKAN JENAZAH, MENSHALATKANNYA, MENGHADIRI PEMAKAMANNYA, DAN BERDIAM SEJENAK DI SISI KUBURANNYA
144. Bab Menjenguk Orang Sakit 581 145. Bab Doa untuk Orang Sakit 584 146. Bab Sunnah Menanyakan Keadaan Orang yang Sakit Kepada Keluarganya 588 147. Bab Apa yang Harus Diucapkan oleh Orang yang Sudah Tidak Ada Lagi Harapan Hidup 589 148. Bab Sunnah Memberikan Nasihat Kepada Keluarga yang Sakit dan Orang yang Melayaninya Supaya Berbuat Baik Kepada Si Sakit, Tabah dan Sabar Menghadapi Kesulitannya, Juga Wasiat untuk Orang yang Sudah Dekat Sebab Kematiannya karena Hukuman Had atau Qishash dan Lain Sebagainya 589 149. Bab Bolehnya Orang yang Sakit Mengatakan, “Saya Sakit” atau “Sangat Sakit” atau “Panas!” atau “Aduh Kepalaku!” dan Lain Sebagainya. Juga Penjelasan Bahwa Ucapan-ucapan Tersebut Tidak Makruh. Asalkan Bukan Karena Jengkel atau Menunjukkan Kegelisahan 590 150. Bab Mentalqin Orang yang Sedang Sakaratul Maut Mengucapkan La Ilaha Illallah 591 151. Bab Ucapan Sesudah Menutupkan Mata Orang yang Telah Meninggal 592 152. Bab Apa yang Harus Diucapkan Ketika Berada di Sisi Mayit dan Apa yang Harus Diucapkan oleh Orang yang Ditinggal oleh Si Mayit 592 153. Bab Bolehnya Menangisi Orang yang Meninggal Tanpa Meratap (Niyahah) 594 154. Bab Larangan menceritakan Aib Orang yang Meninggal 596 155. Bab Shalat Jenazah, Megantarkannya, Menghadiri Pemakamannya dan Makruhnya Kaum Wanita Ikut Mengantarkan Jenazah 596 156. Bab Sunnah Memperbanyak Orang yang Menshalatkan Jenazah dan Membuat Shaf Menjadi Tiga Baris atau Lebih 598 157. Bab Bacaan dalam Shalat Jenazah 599 158. Bab Bersegera Menguburkan Jenazah 602 159. Bab Segera Melunasi Utang Si Mayit, Menyegerakan Pengurusannya, Kecuali Mati Mendadak, Maka Jenazah Itu Dibiarkan Terlebih Dahulu Sampai Dapat Diyakinkan Sebab Kematiannya 603 160. Bab Memberikan Nasihat (Mau’izah) di Sisi Kuburan 604 161. Bab Berdoa untuk Mayit Sesudah Dikuburkan dan Duduk di Sisi Kuburan Sejenak untuk Mendoakannya, Memohonkan Ampunan Untuknya dan Membaca Al-Qur’an 605 162. Bab Sedekah Atas Nama Orang yang Telah Meninggal dan Berdoa Untuknya 606 163. Bab Pujian Manusia kepada Mayit 607 164. Bab Keutamaan Orang yang Ditinggal Mati Oleh Anak-anaknya yang Masih Kecil 608
165. Bab Menangis dan Takut Ketika Melewati Kuburan Orang-orang Zalim dan Tempat Kematian Mereka, Serta Menampakkan Kekafiran kepada Allah k dan Peringatan untuk Tidak Melalaikan Hal Tersebut 610
KITAB BAB SAFAR
166. Bab Disunnahkannya Bepergian pada Hari Kamis dan Berangkat pada Pagi Hari 611 167. Bab Anjuran Mencari Teman Perjalanan dan Menunjuk Salah Satu Sebagai Pemimpin Rombongan untuk Ditaati 611 168. Bab Adab Berjalan, Singgah, Bermalam, dan Tidur dalam Perjalanan, Sunnahnya Melakukan Perjalanan di Malam Hari dan Berbelas Kasih pada Hewan Tunggangan, Menjaga Kemaslahatan-kemaslahatan Hewan Tunggangan, Menyuruh Orang yang Teledor untuk Memberikan Hak-haknya, dan Bolehnya Naik Hewan Tunggangan Jika Kuat Dinaiki 613 169. Bab Menolong Kawan 617 170. Bab Doa Menaiki Kendaraan Ketika Bepergian 618 171. Bab Mengucapkan Takbir Ketika Jalan Mendaki, Bertasbih Ketika Jalan Menurun, dan Larangan Mengeraskan Suara Takbir dan Semacamnya 621 172. Bab Disunnahkan Berdoa Ketika Bepergian 623 173. Doa Ketika Takut kepada Manusia atau yang Lainnya 624 174. Bab Doa Ketika Singgah di Tempat Persinggahan 624 175. Bab Sunnahnya Seorang Musafir Pulang Kepada Keluarganya Sesudah Menyelesaikan Keperluannya 625 176. Bab Sunnahnya Datang kepada Keluarganya Di Waktu Siang dan Makruhnya Datang Di Waktu Malam, Jika Tidak Ada Keperluan Mendesak 625 177. Bab Doa yang Diucapkan Jika Musafir Kembali dan Telah Melihat Negerinya 626 178. Bab Sunnahnya Orang yang Baru Datang (Dari Safar) untuk Masuk Masjid yang Terdekat dan Shalat Dua Rekaat Di Dalamnya 627
179. Bab Haramnya Wanita Bersafar Sendiri 627
KITAB KEUTAMAAN-KEUTAMAAN
180. Bab Keutamaan Membaca Al-Qur’an 629 181. Bab Perintah Memelihara Al-Qur’an dan Peringatan Bagi yang Berpaling dari Al-Qur’an Karena Melaalaikannya 634 182. Bab Sunnahnya Memperindah Suara Ketika Membaca Al-Qur’an dan meminta Orang yang Memiliki Suara Indah untuk Membacakan Kepadanya Serta Mendengarkan Bacaan Al-Qur’an Miliknya 635 183. Bab Anjuran Membaca Surat dan Ayat Tertentu 638 184. Bab SUnnahnya Bermajelis untuk Membaca Al-Qur’an 648 185. Bab Keutamaan Berwudhu 649 186. Bab Keutamaan Adzan 654 187. Bab Keutamaan Shalat 659 188. Bab Keutamaan Shalat Subuh dan Ashar 661 189. Bab Keutamaan Berjalan ke Masjid 664 190. Bab Keutamaan Menunggu Shalat 667 191. Bab Keutamaan Shalat Berjamaah 669 192. Bab Anjuran Menghadiri Shalat Subuh dan Isya’ Secara Berjamaah 672 193. Bab Perintah Menjaga Shalat Lima Waktu dan Ancaman Keras Bagi yang Meninggalkannya 673 194. Bab Keutamaan Shaf Pertama, Perintah Menyempurnakan Shaf Pertama, Meratakan Shaf, dan Merapatkannya 678 195. Bab Keutamaan Shalat Sunnah Rawatib dan Penjelasan Jumlah Rekaatnya 683 196. Bab Penekanan Dua Rekaat Sunnah Subuh 685 197. Bab Meringankan Dua Rekaat Sunnah Fajar serta Penjelasan Bacaan dan Waktunya 686 198. Bab Keutamaan dan Anjuran Berbaring di atas Lambung Sebelah Kanan Seusai Shalat Sunnah Fajar, Baik Mengerjakan Shalat Malam atau Tidak 688 199. Bab Shalat Sunnah Zuhur 690 200. Bab Shalat Sunnah Ashar 691 201. Bab Shalat Sunnah Sebelum dan Sesudah Maghrib 692 202. Bab Shalat Sunnah Sebelum dan Sesudah Isya’ 693 203. Bab Shalat Sunnah pada Shalat Jumat 694 204. Bab Anjuran Melaksanakan Shalat Sunnah di Rumah, Baik Shalat Rawatib atau yang Lainnya dan Perintah Berpindah Ketika Hendak Melaksanakan Shalat Sunnah dari Tempat Shalat Fardhu atau Menyelingi Keduanya dengan Percakapan 695 205. Bab Anjuran Melaksanakan Shalat Witir dan Pelaksanaan Witir Termasuk Sunnah Mu’akadah beserta Waktunya 696 206. Bab Keutamaan Shalat Dhuha, Penjelasan Rakaat Minimal, Maksimal dan yang Sedang, serta Anjuran untuk Menjaganya 698 207. Bab Bolehnya Shalat Dhuha Sejak Matahari Naik Hingga Condong ke Barat dan yang Terbaik Adalah Dikerjakan Saat Matahari Mulai Panas dan Terangkat Naik 700 208. Bab Anjuran Shalat Tahiyat Masjid Makruh Duduk Sebelum Shalat Dua Rakaat Kapanpun Saat Masuk Masjid, Baik Shalat Dua Rakaat dengan Niat Tahiyat, Shalat Fardhu, Sunnah Rawatib, atau yang Lain 700 209. Bab Anjuran Shalat Dua Rakaat Setelah Wudhu 701 210. Bab Keutamaan dan Kewajiban Shalat Jumat, dan Pergi Lebih Awal untuk Shalat Jumat, Berdoa Pada Hari Jumat dan Bershalawat untuk Nabi n. Juga Penjelsan Saat-Saat Mustajab, Anjuran Banyak-Banyak Berdzikir Selepas Shalat Jum’at 701 211. Bab Anjuran Sujud Syukur Ketika Mendapatkan Nikmat Lahiriah atau Terhindar dari Musibah Lahiriah 706 212. Bab Keutamaan Qiyamullail 707 213. Bab Anjuran Qiyam Ramadhan (Tarawih) 717 214. Bab Keutamaan Qiyamullail Pada Malam Qadar, dan Malam yang Paling Diharapkan Adanya Malam Qadar 718 215. Bab Keutamaan Siwak dan Kebiasaan-kebiasaan Fitrah 721 216. Bab Penegasan Kewajiban Zakat, Keutamaan Zakat, dan Hal-hal Lain yang Terkait 725 217. Bab Kewajiban Puasa Ramadhan, Keutamaan Puasa dan Hal-hal Terkait Puasa 732
218. Bab Bermurah Hati, Melakukan Amal Baik dan Memperbanyak Kebajikan Pada Bulan Ramadhan, Khususnya pada Sepuluh Hari Terakhir 736
219. Bab Larangan Mendahului Berpuasa Sebelum Ramadhan Setelah Pertengahan Bulan Sya’ban, Kecuali Bagi yang Meneruskan (Kebiasaan Puasa) Sebelumnya atau Bertepatan dengan Kebiasaannya, Misalnya Biasa Puasa Senin-Kamis 737 220. Bacaan Ketika Melihat Hilal 738 221. Bab keutamaan Sahur dan Mengakhirkan Sahur Selama Tidak Dikhawatirkan Terbit Fajar 739 222. Bab keutamaan Menyegerakan Berbuka yang Dimakan Saat Berbuka, dan Doa Berbuka 740 223. Bab Perintah Bagi Orang Berpuasa untuk Menjaga Lisan dan Seluruh Bagian Tubuh dari Segala Pelanggaran, Caci-Maki, dan Lainnya 743 224. Bab Permasalahan-permasalahan Puasa 744 225. Bab Keutamaan Puasa Muharram, Sya’ban dan Bulan-bulan Haram 745 226. Bab Keutamaan Puasa dan Lainnya Pada Sepuluh Hari Pertama Bulan Dzulhijjah 747 227. Bab Keutamaan Puasa Hari Arafah, Asyura dan Tasu’a’ 747 228. Bab Anjuran Berpuasa Rnam Hari Pada Bulan Syawal 748 229. Bab Anjuran Puasa Senin dan Kamis 749 230. Bab Anjuran Puasa Tiga Hari Setiap Bulan 749
231. Bab Keutamaan Memberi Makan Orang yang Berbuka Puasa, Keutamaan Orang Berpuasa yang Mengundang Orang Lain untuk Berbuka di Tempatnya, dan Doa untuk Orang yang Memberikan Hidangan Buka Puasa 751
KITAB I’TIKAF
232. BAB Keutamaan I’tikaf 753
KITAB HAJI
233. Bab Kewajiban dan Keutamaan Haji 755
KITAB JIHAD
234. Bab Keutamaan Jihad 761 235. Bab Sekelompok Syuhada -dalam Pahala Akhirat- Dimandikan dan Dishalatkan, Berbeda dengan Orang yang Terbunuh dalam Peperangan Melawan Orang-orang Kafir 790 236. Bab keutamaan Memerdekakan Budak 792 237. Bab Keutamaan Memperlakukan Budak dengan Baik 793 238. Bab Keutamaan Budak yang Menunaikan Hak Allah dan Hak Tuannya 795 239. Bab Keutamaan Ibadah di Tengah-tengah Haraj (Kekacauan, Fitnah dan Semacamnya) 796
240. Bab Keutamaan Bermurah Hati dalam Berjual-Beli, Memberi dan Menerima, Membayar Utang dan Berperkara dengan Baik, Larangan Mencurangi Takaran dan Timbangan, Keutamaan, Memberikan Tangguh Bagi Orang yang Kesulitan Membayar Utang dan Membebaskan Utang 796
KITAB ILMU
241. Bab Keutamaan Ilmu 801
KITAB MEMUJI DAN BERSYUKUR KEPADA ALLAH
242. Bab Keutamaan Memuji dan Bersyukur 810
KITAB SHALAWAT UNTUK RASULULLAH n
243. Bab Keutamaan Bershalawat untuk Rasulullah n 813
KITAB DZIKIR
244. Bab Keutamaan dan Anjuran Berzikir 818 245. Bab Mengingat Allah dalam Keadaan Berdiri, Duduk, Berbaring, Berhadas, Junub dan Haid, Kecuali Membaca Al-Qur’an, Karena Al-Qur’an Tidak Halal Bagi Orang Junub dan Haid 836 246. Doa Hendak Tidur dan Bangun Tidur 838 247. Bab keutamaan Halaqah Zikir, Anjuran untuk Selalu Berada di Halaqah Ini, dan Larangan Meninggalkannya Tanpa Halangan 838 248. Bab Zikir Pagi dan Petang 843
249. Bab Doa Ketika Hendak Tidur 848
KITAB DOA
250. Bab keutamaan Doa 853 251. Bab Keutamaan Berdoa Tidak Di Hadapan Orang yang Didoakan 867 252. Bab Permasalahan-permasalahan Doa 868 253. Bab Karamah dan Keutamaan Para Wali 871 254. Bab Larangan Ghibah dan Perintah Menjaga Lisan 882 255. Bab Larangan Mendengarkan Ghibah dan Perintah Bagi Si Pendengar untuk Membantah dan Mengingkari Pengghibah. Jika Tidak Mampu Maka Tinggalkan Majelis Itu Jika Memungkinkan 891 256. Bab Ghibah yang Diperbolehkan 893 257. Bab Larangan Mengadu Domba, Menyebarkan Perkataan Orang dengan Maksud untuk Merusak Hubungan 896 258. Bab Larangan Menyampaikan Perkataan Khalayak kepada Pemimpin Jika Tidak Diperlukan karena Dikhawatirkan Menimbulkan Kerusakan dan Lainnya 898 259. Bab Celaan Bagi orang Bermuka Dua 898 260. Bab Larangan Berdusta 899 261. Bab Dusta yang Diperbolehkan 906 262. Bab Dorongan untuk Memastikan Kebenaran Kata-kata dan Ucapan yang Disampaikan 908 263. Bab Larangan Keras Bersaksi Palsu 910 264. Bab Larangan Melaknat Seseorang Secara Personal atau Hewan 912 265. Bab Boleh Malaknat Para Pelaku Kemaksiatan, tapi Tidak Secara Personal 915 266. Bab Larangan Mencela Orang Muslim Tanpa Alasan yang Dibenarkan 916 267. Bab Larangan Mencela Orang-orang yang Sudah Mati Tanpa Alasan yang Dibenarkan dan Tanpa Maslahat Syar’i 918 268. Bab Larangan Menyakiti 919 269. Bab Larangan Saling Marah, Memutuskan Hubungan, dan Saling Membelakangi 920 270. Bab Larangan Hasad (Dengki) 921 271. Bab Larangan mencari-cari Keslaahan dan Menguping Pembicaraan Orang yang Tidak Ingin Pembicaraannya Didengar Orang Lain 9252 272. Larangan Berburuk Sangka terhadap Kaum Muslimin Tanpa Ada Keperluan 925 273. Bab Larangan Merendahkan Kaum Muslimin 926 274. Bab Larangan Menunjukkan Rasa Suka terhadap Muslim yang Tertimpa Musibah 928 275. Bab Larangan Mencela Nasab yang Sah Secara Biologis 929 276. Bab Larangan Memalsukan dan Menipu 930 277. Larangan Berkhianat 932 278. Bab Larangan Mengungkit-ungkit Pemberian 933 279. Bab Larangan Membanggakan Diri dan Berlaku Semena-mena 934 280. Bab Larangan Mendiamkan Sesama Muslim Lebih dari Tiga Hari kecuali Jika Pihak yang Dijauhi Melakukan Bid’ah, Menampakkan Kefasikan, atau yang Lain 935 281. Bab Larangan Berbisik Antara Dua Orang Tanpa Melibatkan Orang Ketiga, kecuali Jika Diperlukan, yaitu Ketika Keduanya Berbicara Secara Rahasia di Mana Orang Ketiga Tidak Mendengar. Termasuk dalam pengertian ini Adalah Jika Keduanya Berbicara dengan Bahasa yang Tidak Dipahami Orang Ketiga 938 282. Bab Larangan Menyiksa Budak, Hewan, Istri & Anak Tanpa Alasan Syar’i, atau Melebihi Batas Kewajaran 939 283. Bab Larangan Menyiksa Hewan dengan Api, Bahkan Semut dan Semacamnya 943 284. Bab Larangan Bagi Orang Kaya Menunda-nunda Pembayaran Utang yang Ditagih Si Pemberi Utang 945 285. Bab Larangan Menarik Hibah yang Belum Diserahkan Kepada Pihak Penerima Hibah, Juga Hibah untuk Anak, Baik Setelah Diserahkan Atau Belum Diserahkan. Larangan Membeli Sedekah Dari Pihak Penerima Sedekah, atau Mengeluarkan Sedekah Dari Zakat, Kafarat, atau Semacamnya, Namun Tidak Mengapa untuk Membeli Barang Sedekah yang Sudah Beralih ke Pihak Lain 946 286. Bab Penegasan Haramnya (Memakan) Harta Anak Yatim 947 287. Bab Penekanan Haramnya Riba 948 288. Bab Larangan Riya’ 950 289. Bab Sesuatu yang Dikira Riya’ Padahal Bukan 954 290. Bab Larangan Memandang Wanita Asing (Bukan Mahram) dan Remaja Tampan Tampa Adanya Keperluan Syar’i 954 291. Bab Larangan Berduaan dengan Wanita Asing (Bukan Mahram) 958 292. Bab Larangan Lelaki Menyerupai Wanita dan Wanita Menyerupai Lelaki dalam Hal Pakaian, Tingkah Laku, dan Lainnya 959 293. Bab Larangan Menyerupai Setan dan Orang-orang Kafir 961 294. Bab Larangan Bagi Lelaki dan Perempuan Menyemir Rambut dengan Warna Hitam 962 295. Bab Larangan Qaza’; Mencukur Sebagian Rambut Kepala. Boleh Menggunduli Rambut Bagi Lelaki, Sementara Wanita Tidak Boleh 963 296. Bab Larangan Menyambung Rambut, Menato, dan Menata Gigi 964 297. Bab Larangan Mencabut Uban Pada Jenggot, Rambut Kepala, dan Lainnya. Juga Larangan Remaja Mencabut Jenggot Ketika Pertama Kali Tumbuh 967 298. Bab Larangan Beristinja’ dengan Tangan Kanan dan Menyentuh Kemaluan dengan Tangan Saat Beristinja; Tanoa Uzur 967 299. Bab Larangan Menggunakan Sandal atau Sepatu Sebelah Saja & Larangan Mengenakan Sandal atau Sepatu dengan Berdiri 968 300. Bab Larangan Membiarkan Api Menyala di Rumah Saat Tidur dan Semacamnya, Baik Pelita atau yang Lain 969 301. Bab Larangan Memaksakan Diri (Takalluf) Yaitu Memaksakan Diri Melakukan dan Mengatakan Sesuatu yang Tidak Ada maslahatnya 971 302. Bab Larangan Meratapi Mayit, Menampar Pipi, Merobek Kerah Baju, Mencabut dan Menggundul Rambut, Mendoakan Kecelakaan dan Kebinasaan 972 303. Bab Larangan Mendaangi Para Dukun, Ahli Nujum, Peramal, Orang-orang yang Meramal dengan Pasir, Batu-batu Kerikil, Biji-biji Gandum, dan Semacamnya 976 304. Bab Larangan Tathayyur (Merasa Sial Karena Sesuatu) 980 305. Bab Larangan Menggambar Hewan di Tikar, Batu, Pakaian, Uang Dirhak, Dinar, Guling atau Bantal, dan Lainnya, Juga Larangan Memasang Gambar di Dinding, Atap, Tirai, Surban, Pakaian, dan Semacamnya, serta Perintah untuk Memusnahkan Gambar 984 306. Bab Larangan Memelihara Anjing, Selain untuk Berburu, Menjaga Hewan ternak atau Menjaga Tanaman 988 307. Bab Larangan Menggantungkan Lonceng Pada Hewan Ternak dan larangan membawa Anjing serta Lonceng dalam Perjalanan 988 308. Bab Larangan Menunggangi Hewan Jalalah, Unta yang Memakan Kotoran, Jika Unta Memakan Rerumputan Bersih, Maka Dagingnya Menjadi Baik dan Larangan ini Hilang 989 309. Bab Larangan Meludah di Masjid, Perintah untuk Menghilangkan Ludah Jika Ditemukan di Masjid, dan Perintah untuk Membersihkan Masjid dari Segala Kotoran 990 310. Bab Larangan Bermusuhan, Mengeraskan Suara, Mengumumkan Barang Hilang, Berjual Beli, Membuat Akad Sewa, dan Muamalat-muamalat Lain di Masjid 991 311. Bab Larangan Bagi orang yang Memakan Bawang Putih, Bawang Merah, Bawang Bakung, atau Apa Pun yang Berbau Tidak Sedap untuk Masuk Masjid Sebelum Baunya Dihilangkan Kecuali Jika Terpaksa 994 312. Bab Larangan Ihtiba’ Pada Hari Jumat Saat Imam Berkhutbah, karena Duduk Seperti Ini Mengundang Kantuk, Sehingga Luput mendengarkan Khutbah dan Dikhawatirkan Membatalkan Wudhu 995 313. Bab Larangan Bagi Orang yang Hendak Berkurban untuk Memotong Rambut atau Kukunya Ketika Memasuki Sepuluh Hari Pertama Bulan Dzulhijjah, Hingga Ia Menyembelih Hewan Kurban 996 314. Bab Larangan Bersumpah dengan Makhluk Seperti Nabi, Ka’bah, malaikat, Langit, Para Leluhur, Kehidupan, Nyawa, Kepala, kehidupan Sultan, Pemberian Sultan, Tanah Milik Orang Lain, dan Amanat Sumpah Seperti Ini Sangat Dilarang 997 315. Bab Besarnya Dosa Sumpah Palsu yang Disengaja 999 316. Bab Orang yang Bersumpah Atas Sesuatu, Lalu Melihat Selain Sumpahnya Lebih Baik, Ia Dianjurkan untuk Melakukan yang Ia Sumpahkan, Kemudian Menebus Sumpahnya 1000 317. Bab Ampunan untuk Sumpah Tidak Disengaja, Sumpah Ini Tidak Ada Kafaratnya 1002 318. Bab Larangan Bersumpah dalam Jual Beli, Meski Benar 1002 319. Bab Larangan Meminta dengan Menyebut Wajah Allah Selain Surga, dan Larangan Tidak Memberi dan Tidak Menolong Orang yang Meminta dengan Menyebut Nama Allah 1003 320. Bab Larangan Mengatakan, “Raja Para Raja”, untuk Sultan dan Kata-kata Serupa 1004 321. Bab Larangan Menyebut Orang Fasik, Ahli Bid’ah, dan Lainnya dengan Sebutan Tuan dan Semacamnya 1005 322. Bab Larangan Mencela Demam 1005 323. Bab Larangan Mencela Angin dan Doa yang Diucapkan Saat Angin Berhembus 1007 324. Bab Larangan Mencela Ayam Jantan 1008 325. Bab Larangan Berkata, “Kami Diberi Hujan Karena Bintang Ini dan Itu” 1009 326. Bab Larangan Berkata Kepada Seorang Muslim, “Hai Kafir!” 1009 327. Bab Larangan Berbuat Keji dan Berkata Kotor 1010 328. Bab Larangan Berkata-kata Secara Mendalam, Banyak Bicara, Memaksakan Berkata Fasih, Menggunakan Kata-kata Asing, dan I’rab yang Terlalu Mendetail Saat Berbicara dengan Kalangan Awam dan Semacamnya 1011 329. Bab Larangan Berkata, “Jiwaku Buruk” 1012 330. Bab Larangan Menyebut Anggur dengan kata “Karam” 1012 331. Bab Larangan Menyebutkan Kecantikan-kecantikan Seorang Wanita kepada Seorang Lelaki, Kecuali Jika Diperlukan untuk Tujuan Syar’i, Seperti untuk Menikahi Wanita Tersebut, atau Tujuan Lain 1013 332. Bab Larangan Mengatakan, “Ya Allah, Ampunilah Aku Jika Engkau Berkehendak” 1014 333. Bab Larangan Mengatakan, “Atas Kehendak Allah dan Kehendak Fulan” 1014 334. Bab Larangan Berbincang-bincang Setelah Isya’ 1016 335. Bab Larangan Istri Menolak Ajakan Suami Selagi Tidak Ada Uzur Syar’i 1017 336. Bab Larangan Bagi Seorang Istri Berpuasa Sunah Saat Suaminya di Rumah, Tanpa Izinnya 1017 337. Bab Larangan Mendahului Imam Ketika Bangun dari Rukuk dan Sujud 1018 338. Bab Larangan Meletakkan Tangan di Lambung Saat Shalat 1018 339. Bab Larangan Shalat Ketika Makanan Dihidangkan dan Ia Menginginkannya, atau Shalat dengan Menahan Dua Hal Menjijikkan, Kencing dan Berak 1019 340. Bab Larangan Mengangkat Pandangan ke Langit Saat Shalat 1019 341. Bab Makruh Menoleh Saat Shalat Tanpa Uzur 1019 342. Bab Larangan Shalat Menghadap Kubur 1020 343. Bab Larangan Melintas di Hadapan Orang Shalat 1021 344. Bab Larangan Shalat Sunah Setelah Iqamat, Baik Sunah Rawatib atau Sunah yang Lain 1021 345. Bab Laranan Mengkhususkan Puasa atau Qiyamullail Pada Hari Jumat Saja 1022 346. Bab Larangan Puasa Wishal, Yaitu Puasa Dua Hari atau Lebih Tanpa Makan ataupun Minum di Malam Harinya 1023 347. Bab Larangan Duduk di Atas Kuburan 1023 348. Bab Larangan Mengecor dan Mendirikan Bangunan di Atas Kuburan 1024 349. Bab Penegasan Larangan Budak Melarikan Diri dari Tuannya 1024 350. Bab Larangan Memberikan Pengampunan dalam Hudud 1025 351. Bab Larangan Buang Air Besar di Jalan Umum, Tempat Peristirahatan, Sumber-sumber Air, dan Lainnya 1026 352. Bab Larangan Kencing di Air Menggenang 1027 353. Bab Larangan Mengistimewakan Sebagian Anak dalam Pemberian 1027 354. Bab Larangan Bagi Wanita Berkabung Lebih dari Tiga Hari Kecuali untuk Mendiang Suami Selama Empat Bulan Sepuluh Hari 1028 355. Bab Larangan Orang Perkotaan Menjualkan Barang Milik Orang Pedalaman, Menjemput Kafilah Dagang, Jual Beli di Atas Jual Beli Orang Lain, Melamar di Atas Lamaran Orang Lain, Kecuali Jika yang Punya Hak Mengizinkan atau Menolak 1029 356. Bab Larangan Menyia-nyiakan Harta Bukan pada Tempat yang Diizinkan Syariat 1032 357. Bab Larangan Mengacungkan Senjata atau Semacamnya ke Arah Seorang Muslim, Baik Serius Maupun Bercanda, dan Larangan Menyerahkan Pedang dalam Kondisi Terhunus 1033 358. Bab Larangan keluar Masjid Setelah Azan Hingga Shalat Wajib Usai Dikerjakan Kecuali Ada Uzur 1034 359. Bab Larangan Menolak Pemberian Minyak Wangi Tanpa Uzur 1034 360. Bab Larangan Memuji di Depan Orang yang Dikhawatirkan Menimbulkan Kerusakan Pada Dirinya, Seperti Kagum Pada Diri Sendiri dan Semacamnya 1035 361. Bab Larangan Keluar Meninggalkan Kawasan yang Terjangkit Wabah Penyakit untuk Melarikan Diri dari Wabah Tersebut, dan Larangan Mendatangi Kawasan yang Terjangkit Wabah Penyakit 1038 362. Bab Penegasan Larangan Praktik Sihir 1040 363. Bab Larangan Bepergian Membawa Mushaf ke Negeri Orang-orang Kafir Jika Dikhawatirkan Akan Jatuh ke Tangan Musuh 1043 364. Bab Larangan menggunakan Bejana Emas dan Perak untuk Makan, Minum, Bersuci dan Keperluan Lain 1044 365. Bab Larangan Lelaki Mengenakan Pakaian yang Dicelup Za’faran 1045 366. Bab Larangan Diam Sehari Semalam 1046 367. Bab Larangan Menasabkan Diri kepada Selain Ayah dan Memberikan Loyalitas kepada Selain Tuannya 1047 368. Bab Peringatan Bagi yang Melanggar Larangan Allah atau Rasul-Nya 1049
369. Bab Apa yang Harus Diucapkan dan Dilakukan Oleh Orang yang Melanggar Larangan 1051
KITAB MANTSURAT DAN MULAH
370. Bab Mantsurat dan Mulah 1053 371. Bab Istighfar 1094 372. Bab Apa yang Allah Sediakan untuk Orang-orang Mukmin di Surga 1102
PENUTUP
Review Buku Terjemahan Riyadhus Shalihin dan Penjelasannya – Penerbit Ummul Qura
Author: Wisatabuku.com by Toko Buku Islam Online Terpercaya
Kunjungi channel kami di Wisata Buku Online
baca referensi lain di wikipedia
Incoming search terms:
- syarah riyadhus shalihin
- download terjemah syarah riyadhus shalihin pdf
- terjemahan kitab riyadhus shalihin
- terjemah kitab riyadhus shalihin
- terjemah riyadhus shalihin
- syarah riyadhus shalihin pdf
- download buku syarah riyadhus shalihin
- syarah riyadhus shalihin syaikh utsaimin
- syarah riyadhus shalihin imam nawawi
- syarah riyadhus shalihin 5 jilid lengkap
Kitab riyadhus shalihin terjemah penjelasan
Posted by: pskji.org