Dalam tari berkelompok akan terbentuk formasi yang baik dan seimbang jika para penari
Dalam tari berkelompok akan terbentuk formasi yang baik dan seimbang jika para penari
Lihat Foto
Ilustrasi pola lantai dalam tari
KOMPAS.com
– Pola lantai dalam tar memiliki fungsi menata gerak tari para penari agar kompak. Pola lantai merupakan pola yang dibentuk sebagai cara penari untuk bergerak, bergeser, maupun berpindah.
Pola lantai dalam seni tari terbagi menjadi dua, yakni garis lurus dan garis lengkung. Dari dua jenis tersebut kemudian dikembangkan menjadi berbagai pola lantai, seperti diagonal, horizontal, vertikal, zig-zag, segi empat, segi lima, dan segitiga.
Pola lantai garis lurus
Dilansir dari buku Koreografi: Bentuk-Teknik-Isi (2012) karya Sumandiyo Hadi, pola garis lurus adalah pola memanjang, baik ke depan, ke belakang, maupun ke samping. Pola garis lurus menampilkan sejumlah penari lebih dari satu membentuk formasi garis lurus.
Pola lantai garus lurus dilakukan pada jenis tari berpasangan atau kelompok, biasanya digunakan pada tari klasik karena memberikan kesan sederhana tetapi kuat.
Baca juga: 3 Unsur dalam Seni Tari: Wiraga, Wirama, Wirasa
Pola ini juga sebagai simbol hubungan antarmanusia dan juga dengan Sang Pecipta. COntoh tari tradisional yang menggunakan pola lantai garis lurus yaitu Bedaya di Keraton Jawa.
Pola lantai garis lurus memiliki beberapa level, seperti:
- Level rendah, seperti berbaring atau duduk
- Level sedang, seperti berlutut atau jongkok
- Level tinggi, seperti berdiri, jinjit, atau melompat dan melayang
Pola lantai garis lengkung
Pola garis lengkung yaitu garis lingkaran, angka delapan, membentuk huruf U, dan lengkung ular. Pola ini memberikan kesan lembut. Beberapa tari yang menggunakna pola lantai garis lengkung adalah:
- Tari Kecak dari Bali yang membetuk lingkaran
- Tari Randai dari Minangkabau, di mana penari berjalan mengelilingi pentas dan membentuk lingkaran.
- Tari Gawi dari Flores yang jua membentuk formasi garis lengkung pada gerakannya.
Baca juga: 65 Nama Tari di Indonesia dan Asal Daerahnya
Dapatkan update
berita pilihan
dan
breaking news
setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Baca berikutnya
Indonesia memiliki beragam tarian daerah. Tahukah kalian, tarian daerah adalah warisan berharga yang dimiliki setiap daerah. Tarian daerah merupakan hasil cipta karya seni dari suatu budaya. Ada banyak ragam tari daerah yang unik dan merupakan ciri khas setiap daerah. Tari daerah juga merupkana identitas bangsa.
Selain tari daerah, juga ada tari kreasi. Tari kreasi adalah bentuk gerak tari baru yang dirangkai dari perpaduan gerak tari tradisional kerakyatan dengan tari tradisional klasik. Gerak ini berasal dari satu daerah atau berbagai daerah di Indonesia. Selain bentuk geraknya, irama, rias, dan busanannya juga merupakan hasil modifikasi tari tradisi.
Ehm.. pernahkah kalian memperhatikan gerak penari saat menari?
Jika kalian perhatikan gerak penari bergerak membentuk pola tertentu. Pola gerak yang dilakukan penari saat menari disebut pola lantai. Atau bisa juga dikatakan pola lantai merupakan garis yang dilalui penari pada saat melakukan gerak tari. Pada dasarnya, ada dua pola garis dasar pada lantai, yaitu garis lurus dan garis lengkung.
1. 1. Pola Lantai Lurus
Ciri pola lantai vertikal (lurus) adalah penari membentuk garis vertikal, yaitu garis lurus dari depan ke belakang atau sebaliknya. Pola lantai ini banyak digunakan pada tari klasik. Pola lurus memberi kesan sederhana tetapi kuat. Berikut gambar pola lantai vertikal.
1.
Horisontal
2.
Zigzag
3.
Segi empat
4.
Segi lima
5.
Segitiga
6.
vertikal
2. Pola Lantai Garis Melengkung
Pada pola lantai garis melengkung, penari membentuk garis lingkaran, pola lantai lengkung ular, dan pola lantai angka delapan. Garis lengkung memberikan kesan lembut tetapi lemah.
1. lengkung depan
2. lingkaran
3. lengkung belakang
4. Angka delapan
Pola lantai dibuat untuk memperindah pertunjukan karya tari. Oleh karena itu dalam pembuatan pola lantai harus memperhatikan beberapa hal, antara lain bentuk pola lantai, maksud atau makna pola lantai, jumlah penari, ruangan atau tempat pertunjukan, dan gerak tari.
Penampilan gerak tari tidak terlepas dari desain garis dan desain pola lantai. Ada dua jenis desain garis yaitu garis lurus dan garis lengkung. Pada desain garis lurus memberikan kesan lembut tetapi juga lemah. Garis-garis mendatar memberikan kesan istirahat, sedangkan garis-garis yang tegak lurus memberi kesan ketenangan dan keseimbangan. Garis melingkar atau melengkung memberi kesan manis, sedangkan garis menyilang atau diagonal memberikan kesan dinamis atau kuat.
Desain-desain garis tersebut di atas, tidak hanya dapat dibuat dengan garis-garis tubuh dan tanganserta kaki penari, tetapi dapat juga dibentuk dari jejak atau garis-garis yang dilalui oleh seorang penari atau garis di lantai yang ditinggalkan oleh penari. Pola lantai juga dapat menggunakan properti yang digunakan oleh penari baik jenis penyajian tari tunggal, berpasangan maupun kelompok. Properti yang digunakan penari dapat membentuk desain atas maupun desain bawah.
Beberapa contoh pola lantai :
- Tari Kecak dari Bali merupakan salah satu jenis tari ritual dengan menggunakan pola lantai garis melengkung membentuk lingkaran.
- Tari seudati dari Aceh menggunakan pola gabungan antara pola lantai lurus, pola lantai lengkung, dan zig-zag.
- Tari jaipong dari Jawa Barat menggunakan pola lantai lurus dan pola lantai zig-zag.
- Pola lantai yang dipergunakan dalam tari Piring adalah garis lengkung dan membentuk lingkaran.
- Tari Saman dengan menggunakan pola lantai garis lurus.
- Pada tari Pendet menggunakan pola lantai garis lengkung.
- Pola lantai tari Bedhaya Ketawang menggunakan pola lantai Gawang Motor Mabur (pesawat terbang).
- Tari Tayub dari Jawa, tari Gandrung dari Sasak, Joged Bumbung dari Bali, Gareng Lamen dari Flores, dan hampir semua tarian perang dari Papua menggunakan pola lantai garis lurus dan garis lengkung.
- Tari Yospan berasal dari Papua dengan pola lantai garis lurus
- Tari Rejang Dewa dari Bali juga banyak menggunakan pola lantai garis lengkung.
- Tari Lengger dari Banyumas menggunakan pola lantai garis lurus.
- Tari Badong dari Toraja, Sulawesi Selatan menggunakan pola lantai melengkung.
- Pola lantai garis lengkung dapat juga dijumpai pada tari Randai dari Minangkabau.
- Tari Baris Gede di Bali menggunakan pola lantai lurus.
- Tarian perang dari Nusa Tenggara Timur menggunakan pola lantai lurus.
- Tarian Joged Melayu atau Zapin menggunakan pola lantai garis lurus dan garis lengkung.
Tujuan dari adanya pola lantai dalam tari tradisional, yaitu:
- Menjaga agar antar penari tidak saling bertabrakan. Dalam tari tradisional memiliki banyak gerakan. Terlebih dalam tari berkelompok. Untuk itu sangat penting agar gerakan antar penari tidak saling menganggu. Sehingga adanya pola lantai ini akan memungkinkan penari mengetahui masing-masing posisi.
- Membantu mengetahui gerakan tari berikutnya. Dalam gerakan tari selalu terjadi perpindahan tempat antar penari. Gerakan inilah yang harus diperhatikan, agar para penari tidak saling mengambil area. Selain itu, dengan adanya pola lantai akan membantu para penari mengetahui gerakan yang harus dilakukan berikutnya.
- Menciptakan kekompakan. Pola lantai tak hanya memberikan kesan yang indah. Namun juga membuat kekompakan dalam gerakan semakin terlihat. Semua gerakan telah diatur sedemikian rupa sehingga para penari tidak perlu merasa cemas.
- Menjadi ciri khas dalam sebuah tarian. Inilah pentingnya pola lantai dalam tari tradisional. Pola lantai ini akan memberikan ciri khas dari setiap tarian yang ditampilkan.
Dalam tari berkelompok akan terbentuk formasi yang baik dan seimbang jika para penari
Posted by: pskji.org