Kelebihan dan kelemahan metode cost plus pricing

Kelebihan dan kelemahan metode cost plus pricing

Cost Plus Pricing, Strategi Penetapan Biaya dengan Banyak Kelebihan

Jika Anda sering merasa kebingungan saat menentukan harga jual, maka mark up atau cost plus pricing adalah solusi ampuh yang bisa Anda lakukan. Selain memang praktis, strategi ini juga bisa diterapkan secara cepat. Selain itu, metode ini juga masih memiliki kelebihan lainnya.

Lalu, bagaimana cara menerapkan strategi cost plus pricing? Apa saja kelebihannya? Temukan jawabannya dengan membaca artikel tentang cost plus pricing ini hingga selesai.

Mengapa perusahaan mengadopsi

Cost-plus pricing digunakan terutama oleh perusahaan yang menginginkan kepastian tentang biaya. Contoh perusahaan yang sering menggunakan cost plus pricing adalah ritel, konstruksi dan layanan pemerintah.

Peritel biasanya ingin menghitung dengan pasti margin laba kotor dari setiap unit terjual. Selain mudah dihitung, pendekatan cost-plus pricing memungkinkan perusahaan untuk memastikan bahwa biaya mereka telah tertutupi. Strategi ini juga memberikan kepastian bagi pemasok mereka.

Kontraktor juga dapat menggunakan metode ini untuk menentukan harga kontrak. Cost-plus pricing menghindari ketidakpastian yang terkait dengan perkiraan biaya. Di industri konstruksi, pelanggan sangat menginginkan kepastian tentang biaya. Dengan begitu, mereka dapat menetapkan harga jual secara lebih pasti.

Bagaimana menghitung cost-plus pricing

Fitur utama dari cost-plus pricing

Dua komponen pembentuk harga:

  • Biaya produksi setiap unit
  • Markup atau keuntungan yang diinginkan

Pendekatan cost-plus pricing memperhitungkan semua biaya yang relevan. Dalam industri manufaktur, itu termasuk biaya material langsung, biaya overhead dan biaya tenaga kerja.

Dalam praktiknya, perhitungan mungkin bervariasi. Beberapa perusahaan mungkin hanya memperhitungkan biaya produksi saja. Setelah itu, perusahaan menambahkan persentase markup untuk menutupi biaya overhead lainnya (termasuk biaya administrasi, penjualan, dan distribusi).

Sedangkan, perusahaan lainnya menghitung semua biaya yang relevan, termasuk biaya overhead. Mereka mengestimasi biaya biaya administrasi, penjualan, dan distribusi dan menambahkan nya ke dalam total biaya. Perusahaan lalu menentukan harga jual dengan mengalikannya dengan persentase keuntungan.

Formula dan contoh cost-plus pricing

Perhitungan pendekatan ini relatif mudah. Pertama, anda perlu menentukan total biaya produk. Anda dapat menjumlahkan biaya tetap dan biaya variabel.

Kedua, anda membagi total biaya produk dengan jumlah unit. Ini untuk menentukan biaya per unit.

Ketiga, kalikan biaya per unit dengan persentase keuntungan yang anda inginkan. Semakin besar persentase keuntungan, semakin tinggi harga jual produk.

Berikut ini adalah formula dari cost-plus pricing:

Harga = Biaya per unit × (1 + Persentase markup)

Mari kita ambil contoh.

Sebuah perusahaan pakaian melaporkan biaya produksinya adalah sebagai berikut:

Biaya bahan baku Rp10.000
Biaya tenaga kerja langsung Rp5.000
Biaya overhead Rp3.000

Dari data tersebut, total biaya produk adalah sebesar Rp18.000. Katakanlah, jumlah output yang perusahaan produksi adalah sebanyak 180 unit. Jadi, biaya per unit output adalah sebesar Rp100.

Perusahaan menginginkan produk memiliki margin sekitar 20%. Dari informasi tersebut, jual per unit pakaian adalah sebesar Rp100 x (1+20%) = Rp120. Itu berarti perusahaan mendapatkan keuntungan sebesar Rp20 per unit output terjual atau sekitar 20% dari biaya per unit.
Mudah bukan?

Menentukan persentase markup

Perusahaan dapat menyesuaikan persentase keuntungan dengan kondisi permintaan. Misalnya, ketika permintaan tinggi, perusahaan mungkin akan menetapkan markup lebih tinggi. Sebaliknya, ketika permintaan turun, mereka menurunkan markup sehingga harga produk tetap terjangkau.

Berikutnya, persentase markup mungkin juga berbeda antar lini produk. Perusahaan menetapkan persentase yang lebih tinggi untuk beberapa produk dan rendah untuk produk lainnya. Faktor pertimbangannya mungkin adalah permintaan dan persaingan.

Harap anda ingat.
Dalam menghitung cost-plus pricing perusahaan seharusnya tetap mempertimbangkan kondisi permintaan dan harga produk pesaing. Keduanya menentukan margin keuntungan. Misalnya, ketika persaingan ketat, perusahaan mungkin akan menetapkan margin yang lebih rendah agar harga jual tidak terlalu mahal. Kondisi sebaliknya berlaku ketika tekanan persaingan lebih rendah.

Meski perusahaan mempertimbangkan permintaan dan keuntungan, biaya produksi tetap menjadi penentu utama. Jika perusahaan memiliki biaya produksi yang lebih tinggi, maka harga jual kemungkinan akan lebih tinggi dan perusahaan mungkin akan mengambil margin keuntungan rendah agar tidak terlalu mahal.

Balik lagi ke contoh perhitungan di atas. Katakanlah, pesaing di pasar menjual produk dengan harga Rp100. Itu sama dengan biaya produksi perusahaan.

Baca Juga :   Mengapa gymnospermae di sebut sebagai tumbuhan berbiji terbuka

Jika perusahaan mengambil margin keuntungan 20%, itu membuat produk tidak laku karena terlalu mahal. Oleh karena itu, perusahaan mungkin hanya akan mengambil margin keuntungan yang lebih rendah, misalnya sebesar 5%.

Strategi Cost Plus Pricing Method

Dalam menentukan harga jual dengan cost plus method pricing, terdapat beberapa strategi yang dilakukan. Dan berikut adalah strategi untuk menerapkan cost plus pricing method:

  • Strategi pertama untuk menentukan cost plus pricing adalah menentukan total harga pokok pesanan dan layanan. Di mana Anda bisa menghitung total biaya tetap yang ditambah dengan beberapa variabel lainya seperti gaji karyawan, hingga biaya overhead.
  • Kemudian Anda bisa membagi biaya total di atas dengan total produk yang dihasilkan , sehingga Anda mendapatkan biaya per produknya.
  • Setelah itu, Anda bisa mengalikan biaya per produk yang ditambah dengan persentase laba (mark up) sehingga menghasilkan harga jual dan margin keuntungan produk.

Pin

Pengertian Cost Plus Pricing

Cost plus pricing adalah metode yang bisa Anda terapkan untuk strategi penetapan harga jual dengan cara menambah biaya produksi secara keseluruhan dengan
margin
atau keuntungan yang diharapkan. Artinya, Anda menentukan target keuntungan dari awal.

Lalu, bagaimana cara menentukan keuntungannya? Anda tinggal menambahkan biaya-biaya lain seperti
biaya overhead
(overhead costs), biaya penyediaan material, upah pekerja, dan biaya lainnya yang Anda keluarkan untuk kelancaran bisnis.

Perhitungannya termasuk sederhana. Selain itu, Anda jadi lebih mudah menentukan keuntungan sedari awal.

Strategi Cost Plus Pricing

Walaupun cukup mudah dilakukan, metode ini tetap harus dipraktikkan dengan hati-hati agar menghasilkan perhitungan yang tepat.

Penentuan harga
biaya
plus bisa dilakukan dengan memikirkan beberapa strategi di bawah ini.

  1. Pertama, siapkan
    biaya variabel
    (variable costs) dan biaya tetap. Jumlahkan keduanya diperlukan untuk mengetahui biaya produk secara keseluruhan, sertakan juga biaya layanannya.
  2. Kedua, temukan biaya unit. Caranya dengan menghitung biaya total yang dibagi dengan jumlah unit produknya.
  3. Dari biaya unit itu tinggal dikalikan dengan markup percentage keuntungan yang ingin diraih. Dengan begitu hasil harga biaya plus pun akan Anda temukan.

Definisi Cost Plus Pricing (Strategi Penetapan Harga Biaya Plus)

Pengetahuan Umum,

#biaya #cost #cost plus pricing #harga #harga biaya plus

Strategi penetapan harga biaya plus (cost plus pricing) juga kerap disebut dengan istilah markup harga. Kegiatan tersebut merupakan praktek yang dilakukan perusahaan dengan menambah persentase tertentu di atas harga gunanya untuk menentukan harga jual.

Cost Plus Pricing merupakan strategi yang sangat sederhana dalam menetapkan harga barang dan jasa. Dalam menetapkan harga biaya plus, perusahaan bisa menambahkan biaya material langsung, biaya overhead, hingga biaya tenaga kerja. Persentase markup inilah yang akan diambil sebagai laba.

3 Strategi Penetapan Harga Biaya Plus

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, strategi penetapan harga biaya plus tidak bisa dilakukan begitu saja tanpa perhitungan yang baik. Berikut langkah-langkah strategi penetapan harga biaya plus yang biasa dilakukan:

  1. Pertama-tama, tentukan total biaya produk dan layanannya terlebih dulu. Dalam menentukan biaya tersebut, Anda bisa menjumlah dari biaya tetap dan variabel.
  2. Selanjutnya, bagilah biaya total dengan jumlah unit agar Anda bisa mendapatkan hasil untuk jumlah biaya unit.
  3. Kalikan biaya unit dengan persentase markup agar bisa mendapatkan biaya penjualan serta margin keuntungan produk.

Contoh Penetapan Harga Biaya Plus

Misal sebuah perusahaan membuat sebuah produk makanan. Untuk membuat sebungkus makanan tersebut dibuat rincian biaya sebagai berikut:

  • direct material cost: Rp 5.000,-
  • direct labor cost: Rp 2.000,-
  • overhead cost: Rp 3.000,-
  • total cost: Rp 10.000,-

Jadi untuk membuat sebungkus makanan tersebut diperlukan biaya Rp 10.000. Harga tersebut mencakup semua biaya yang dikeluarkan untuk membuat hingga memasarkan produk.

Kemudian perusahaan menambahkan persentase diatas harga jual sebagai bagian dari biaya plus. Misal perusahaan menentukan markup price-nya 30%, jadi harga jual untuk sebungkus makanan tersebut adalah 130% x Rp 10.000,- = Rp 13.000,-

Penentuan Persentase Markup

Porsi persentase itulah yang akan masuk kedalam laba perusahaan. Persentase kenaikan harga bisa ditetapkan dengan melihat kondisi pasar serta ekonomi yang terjadi sekarang. Jika permintaan menurun, kemungkinan persentase markup lebih rendah agar daya beli pelanggan meningkat.

Disisi lain, jika permintaan produk dan kondisi ekonomi baik, perusahaan bisa jadi akan menaikan persentase markup. Sebab perusahaan merasa bisa menuntut harga lebih tinggi untuk menyikapi kondisi demikian.

Baca Juga :   Mengapa Alquran Menganjurkan Musyawarah Secara Kolektif Jelaskan

Mekanisme dalam menghitung harga plus sangat mudah. Pemasok menghitung semua biaya termasuk biaya tetap dan variabel yang telah atau akan digunakan dalam membuat produk. Kemudian dari penetapan inilah persentase markup akan diperkirakan.

Markup tak hanya ditentukan oleh pemasok saja namun bisa dilakukan oleh pembeli. Misalnya ketika terjadi kontrak pembelian dengan pemerintah. Perusahaan pun bisa menerapkan sistem markup mulai dari 5% sampai 800%.

Keuntungan

Sejumlah keuntungan bisa kita dapatkan dari strategi penetapan harga biaya plus antara lain:

  1. Sederhana

Metode penetapan harga ini begitu sederhana diterapkan. Namun meskipun bisa membantu dalam membangun harga jual produk, Anda perlu memiliki metode yang konsisten dalam mengalokasikan biaya ovrhead di tiap periode akuntansi. Tujuannya untuk menjaga intregitas dari penumpukan biaya.

Jika pesaing utama dalam pasar menggunakan harga biaya plus, maka tingkat harga akan stabil. Jumlah risiko yang terkait dengan keputusan penetapan harga akan diturunkan. Namun perusahaan cenderung terlibat dalam perang harga jika mereka mendasarkan harga pada biaya alih-alih melihat bagaimana harga pesaing.

  1. Mengunci Pendapatan dengan Kontrak

Semua produsen maupun pemasok pasti menginginkan memiliki kontrak dengan harga biaya plus. Pada dasarnya penetapan harga tersebut akan menjamin penjualan dengan persentase keuntungan tertentu. Keuntungan tersebut pun sudah meliputi semua biaya produksi dengan risiko kerugian yang minim.

  1. Senjata Pemasok untuk Membenarkan serta Menjelaskan Kenaikan Harga

Penetapan harga biaya plus akan memudahkan pemasok dalam menaikan harga tanpa ada banyak pertentangan. Sebab perusahaan akan lebih mudah memberitahu klien tentang kenaikan biaya produksi.

  1. Mengubah Perilaku Konsumen

Penetapan harga plus dapat mendorong konsumen untuk membeli. Biasanya faktor harga merupakan faktor utama yang menjadi pemicu perilaku konsumen dalam membeli. Namun harga biaya plus dapat mendorong konsumen membeli dengan faktor selain harga.

Kekurangan

Memang masuk akal menggunakan metode penetapan harga biaya plus dalam situasi tertentu. Misalnya dalam perjanjian kontrak penjualan. Namun bisa saja menimbulkan masalah keuangan besar jika digunakan dalam metode penetapan harga lainnya. Berikut sejumlah kekurangannya:

  1. Tidak Mempertimbangkan Persaingan

Ketika harga biaya plus ditetapkan, produk bisa saja dihargai terlalu tinggi. Namun hal ini akan menimbulkan masalah tersendiri. Yakni perusahaan bisa saja merugi karena kehilangan penjualan serta pangsa pasar. Hal ini juga berlaku jika harga yang ditetapkan terlalu rendah. Sebab perusahaan pun akan kehilangan potensi keuntungan.

  1. Insentif yang Dimiliki Pemasok Sedikit untuk Mengendalikan hingga Mengurangi Biaya

Ketika sudah masuk ke penetapan harga biaya plus, perusahaan akhirnya akan menghasilkan apa yang diinginkan. Namun apa yang perusahaan inginkan akan terlepas dari berapa biaya produksi hingga bagaimana menjualnya ke pasar.

  1. Tidak Adanya Pertimbangan Biaya Penggantian Baru

Metode penetapan harga plus didasarkan pada biaya historis saja. Dasar penetapan tersebut tidak memperhitungkan perubahan terbaru hingga akan kesulitan menentukan jumlah biaya terkini untuk dikeluarkan. Akibatnya, pemasok tidak memperoleh pertimbangan biaya penggantian baru.

Hal yang Bisa Dipertimbangan dalam Penetapan Harga Biaya Plus

Penetapan harga biaya plus memang tidak mempertimbangan ukuran permintaan untuk produk dan layanan. Dengan kata lain, penetapan harga tersebut tidak mengindahkan apakah calon pelanggan memang benar-benar akan membeli produk dengan harga tersebut.

Maka untuk mengimbanginya, beberapa pemilik bisnis mencoba menerapkan prinsip elastisitas harga dalam melakukan penerapan tersebut. Sebab, orang-orang pada umumnya hanya akan melihat ke faktor trend, penawaran yang dinilai kompetitif, serta persaingan dalam menentukan harga jual.

Maka alternatifnya, Anda bisa menggunakan sistem penetapan harga berbasis nilai. Penetapan tersebut merupakan proses menentukan harga jual produk atau jasa dengan manfaat yang diberikan ke konsumen sebagai dasarnya. Penetapan harga berbasis nilai bisa digunakan jika bisnis Anda menawarkan produk khusus dengan fitur spesial.

Artikel Terkait

  • Apa itu Transaksi Berulang? Definisi Transaksi Berulang
  • Apa itu Dana Hibah? Definisi Dana Hibah
  • Apa itu Crowdfunding? Definisi Crowdfunding
  • Apa itu Leasing? Definisi Leasing

Demikianlah artikel tentang definisi cost plus pricing (strategi penetapan harga biaya plus, semoga bermanfaat bagi Anda semua.

Pengertian Cost-Plus Pricing Method

Dalam pengertian yang lebih ringkas bisa dikatakan bahwa cost-plus pricing method adalah metode penetapan harga jual produk dengan cara menambahkan biaya total produksi dengan nilai marginnya.

Baca Juga :   Perhatikan pernyataan berikut 1 melindungi segenap bangsa Indonesia

Dengan kata lain, cost plus pricing merupakan strategi yang sangat sederhana dalam menetapkan harga barang dan jasa.

Dalam menetapkan harga biaya plus, perusahaan bisa menambahkan biaya material langsung, biaya overhead, hingga biaya tenaga kerja. Persentase markup inilah yang akan diambil sebagai laba.

Baca juga:Strategi Penetapan Harga Menu bagi Bisnis Restoran

Strategi Cost-Plus Pricing Method

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, strategi penetapan harga biaya plus tidak bisa dilakukan begitu saja tanpa perhitungan yang baik. Berikut langkah-langkah strategi penetapan harga biaya plus yang biasa dilakukan:

  1. Pertama-tama, tentukan total biaya produk dan layanannya terlebih dulu. Dalam menentukan biaya tersebut, Anda bisa menjumlah dari biaya tetap dan variabel.
  2. Selanjutnya, bagilah biaya total dengan jumlah unit agar Anda bisa mendapatkan hasil untuk jumlah biaya unit.
  3. Kalikan biaya unit dengan persentasemarkupagar bisa mendapatkan biaya penjualan serta margin keuntungan produk.

Perhitungan Cost Plus Pricing Method

Adapun formula dari metode cost-plus pricing method adalah sebagai berikut:

BIAYA TOTAL + MARGIN = HARGA JUAL

Sebagai contoh:

Seorang kontraktor bangunan menghitung-hitung bahwa untuk membangun dan menjual lima buah rumah yang sejenis, akan dikeluarkan sejumlah biaya dengan rincian sebagai berikut:

  • Biaya material: Rp25.000.000
  • Biaya tenaga kerja: Rp10.000.000
  • Biaya lain (seperti sewa kantor, penyusutan alat-alat, gaji pimpinan, dsb.): Rp5.000.000

Sehingga jumlah total biaya adalah Rp40.000.000

Apabila ia menghendaki laba sebesar 20% dari biaya total, maka:

Harga jual total = biaya total + laba
= Rp40.000.000 + (20% x Rp40.000.000)
=Rp48.000.000

Dengan demikian, masing-masing rumah akan dijual seharga Rp9.600.000 didapat dari perhitungan (Rp48.000.000/5) dengan laba sebesar Rp1.600.000 didapat dari perhitungan (Rp8.000.000/5).

Jika rumah-rumah tersebut tidak semuanya laku, maka ada kemungkinan laba akan turun, atau bahkan menderita kerugian.

Namun perlu diketahui bahwa pada umumnya kontraktor baru melaksanakan pembangunan setelah memperoleh pesanan atau kontrak, jadi barang yang dibuat sebenarnya sudah terjual pada saat kontrak pesanan disetujui.

Karena metode penetapan harga cost plus pricing method ini menggunakan faktor biaya sebagai dasar perhitungannya, maka ada baiknya sejak awal usaha, Anda sudah mulai rajin menghitung dan mencatatkan biaya yang diperlukan selama proses produksi.

Baca juga:Metode Penetapan Harga Pokok Pesanan & Pencatatan Akuntansinya

Cost Plus Method


Cost plus method adalah penentuan harga jual dengan cara menambahkan laba yang diharapkan di atas biaya penuh masa yang akan datang untuk memproduksi dan memasarkan produk. Dalam metode ini, penjual atau produsen menetapkan harga jual untuk satu unit barang yang besarnya sama dengan jumlah biaya per unit ditambah dengan suatu jumlah untuk menutup laba yang diinginkan (disebut margin) pada unit tersebut.


Dengan kata lain, cost plus pricing merupakan strategi yang sangat sederhana dalam menetapkan harga barang dan jasa. Dalam menetapkan harga biaya plus, perusahaan bisa menambahkan biaya material langsung, biaya overhead, hingga biaya tenaga kerja. Persentase markup inilah yang akan diambil sebagai laba.


Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, strategi penetapan cost plus method tidak bisa dilakukan begitu saja tanpa perhitungan yang baik. Berikut langkah-langkah strategi penetapan harga biaya plus yang biasa dilakukan:


– Pertama-tama, tentukan total biaya produk dan layanannya terlebih dulu. Dalam menentukan biaya tersebut, Anda bisa menjumlah dari biaya tetap dan variabel.


– Selanjutnya, bagilah biaya total dengan jumlah unit agar Anda bisa mendapatkan hasil untuk jumlah biaya unit.


– Kalikan biaya unit dengan persentase markup agar bisa mendapatkan biaya penjualan serta margin keuntungan produk.


Dua komponen pembentuk harga pada cost plus method:


1. Biaya produksi setiap unit


2. Markup atau keuntungan yang diinginkan


Pendekatan cost-plus pricing memperhitungkan semua biaya yang relevan. Dalam industri manufaktur, itu termasuk biaya material langsung, biaya overhead dan biaya tenaga kerja.Dalam praktiknya, perhitungan mungkin bervariasi. Beberapa perusahaan mungkin hanya memperhitungkan biaya produksi saja. Setelah itu, perusahaan menambahkan persentase markup untuk menutupi biaya overhead lainnya (termasuk biaya administrasi, penjualan, dan distribusi).


Baca Juga :Metode Pooling of Interest Pada Akuntansi Pajak

Kelebihan dan kelemahan metode cost plus pricing

Posted by: pskji.org